Selasa, 07 April 2009

God's Hand and a piece of decision....

Pernah dengar orang-orang mengatakan bahwa hidup itu pilihan, pilihan untuk memilih, pilihan untuk menjadi diri kita kelak, memilih pasangan hidup, memilih apa yang kita mau, memilih untuk melamar kerja, ditolak, diterima, memilih untuk mencintai seseorang, diteima, ditolak, menerima, menolak, , semuanya tentang pilihan, semuanya tentang mana yang kita pikir, kita rasa cocok buat kita, rite?

Saya pernah membaca buku nya Alan lightman judulnya einstein’s dream, disitu dijelasin bahwa setiap langkah akan membawa akibat dan sebab, sebab dan akibat semuanya saling mendahului, dan waktu telah menjadi menjadi dua waktu yaitu waktu tubuh dan waktu mekanik,
Okay, I’ll put the example for this sentence…
Dalam waktu mekanik, orang akan bergerak mengikuti waktu, terjadwal, menjadi rapi, menjadi pengontrol waktu atau terkontrol waktu, hidup menjadi setumpuk target, dan pencapaian, jam satu terjadwal makan siang sampai jam setengah dua, harus tepat dan pada umur 25 harus menjadi manajer, pada usia 26 tahun harus lulus s2, mereka yang bergerak seiring waktu mekanik, merasa bahwa itu yang harus dijalani dalam hidup….

Dalam waktu tubuh, orang2 yang bergerak dalam waktu ini merasakan bahwa dia bergerak dengan apa yang dirasa oleh waktu tubuh, dia bangun karena dia harusnya bangun, dia makan karena dia memang lapar, mereka melakukan apa saja sekehendak mereka, memenuhi apa yang oleh waktu tubuh memang seharusnya terjadi, ,, dan mereka juga berpikir bahwa itu yang harus dijalani oleh hidup…

Hmmm, namun bukan nya itu yang dinamakan hidup adalah konsekuensi dari keputusan, keputusan-keputusan besar atau kecil, hal ini akan berpengaruh kepada hidup kita., rite..
Bayangkan orang yang mempunyai rencana matang menjadi penulis dalam hidupnya, bahwa dia akan membeli buku hari senin pukul 9, ketika dia sampai di toko buku itu , ada pengumuman bahwa ada kesempatan untuk menjadi penulis dengan mengikuti seleksi , namun penutupan nya pada pukul 8…

Lain halnya dengan si B yang ingin ke took buku memang ia pengen ke took buku dan membeli buku, ternyata dia sampai di took buku tersebut pukul 07.30, dan bertemu langsung dengan penerbit buku itu…
Lain halnya jika si A datang ke toko buku itu pukul 07.30 dan bertemu lebih awal daripada si B, pasti hal yang lain akan berbeda, karena keputusan si A itu sudah ada dalam pikirannya, juga pula keputusan si B untuk dating pada pukul 07.30.. setiap keputusan-keputusan kecil ada akibat nya pada hidup kita, atau memang sudah ada yang mengatur atau memberi suatu jalan hidup pada kita… (That’s GOD’S HAND?)
Lain cerita yamg terjadi sama si bagus , dia sedang bersepeda, menuju tempat kerja tiba2 ban nya bocor, terus menambal bannya di bengkel terdekat , tiba2 mobil teman2 kantor lewat dan menawari bagus tumpangan, dan bagus menolaknya karena tidak enak merepotkan orang lain, dan bagus terpaksa naik bus, dan di bus dia bertemu cewek, dan mereka pacaran, lalu menikah dan punya anak,, terus aapa yang terjadi jika bagus tidak naik bus itu , apa yang terjadi jika bagus menerima tumpangan, apa yang terjadi jika ban sepeda bagus tidak bocor…
Analisa ini saya buat sebelum saya menggurutu, mengapa “si A dapat kerjaan kayak gt ya !!saya kan lebih baik dari situ”, kok bisa si C pacaran sama si D kan gua lebih baik dari si C”, atau “ coba aja saya waktu itu saya belajar ini, pasti saya dapet nilai lebih bagus dari dia”..
Hmmm terlalu berlebihan kali untuk mengatakan bahwa analisa ini terlalu dalam, tapi kadang keputusan-keputusan kecil membawa konsekuensi yang cukup besar, beranikah kita untuk menghadapinya?will i? will you? Could i? could you?
I WILL… :p

2 komentar:

Ed mengatakan...

Hi, salam kenal yah... gw suka sama tulisan loe... mo minta opini nih..

Kira-kira God's Hand and a piece of decision ada korelasinya dengan pembentukan mindset ga?

kadang sebelum kita menentukan pilihan, kita sudah merasa takut akan sesuatu yang pada akhirnya membentuk mindset baru dalam pikiran kita....

dan dibeberapa kondisi, ketika mindset baru itu terbentuk, pilihan yang sudah dipilih akan sejalan dengan midset yang terlanjur terbentuk tadi...

for example :

I am Gay, but some other day I decide to marry some girl... then i am thinking, how if I can't give a happiness to my wife, how if I can't do this, how if I can't do that, and another many how if...

And the D-day comes, marriage!!... unfortunately what I was thinking before going true... many how if that I thought before is proven

Then I blame myself, why should I being gay, why can't I like another people pace their life with blessing, and another many why...

Menurut loe dimana God's hand berperan? when I'm being gay? and when the thought come true?

dari contoh itu bisa dilihat bahwa sebelumnya mindset gw udah terlanjur terbentuk bahwa gw ngga akan berhasil adalam pernikahan straight gw...

hehe... maaf yah kalo kebanyakan nanya...

Note : I'm Gay [that's true], I'm already married [hope someday]

foolish dumb writer mengatakan...

HEHE THANKS ATAS PUJIAN NYA BUAT TULISAN GUE... okay2 just personal tought ya... kadang apa yang di mindset itu juga adalah cara Tuhan untuk menunjukkan jalan, hhhehhe , misal mindset saya, saya mau lewat suatu jalan pas ada persimpangan, hhehe kita lewat jalan a darpada jalan b , karena mindset kita dari awal pas sampai dipersimpangan kita dah mau lewat jalan a, dan di jalan a ternyata ada kawinan, akhirnya kita balik lewat jalan b, hehheheh kalo istilah bahsa inggrisnya,hhhe kita yang berusaha, tuhan yang memutuskan :P hheheh
akhirnya dari situ saya berpikir kalo pintu udah tertutup, kan masih ada jendela,,,,

warms regard
roe